Senin, 03 September 2012

Penelitian Kacang Tanah

A. Kacang tanah

1. Sejarah
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropics. Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, Cina atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir, Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
2. Kandungan Gizi
a. Biji kacang tanah
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner.
Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah juga mengandung arginin yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang berfungsi untuk melawan bakteri tuberkulosis.
Kajian-kajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah, penyakit keputihan dan insomnia. Namun Kacang tanah sangat dicegah pada mereka yang menghadapi penyakit jenis kanker payudara dan yang mempunyai masalah jerawat atau acne.



b. Kulit kacang tanah
Kulit kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol.
b.1. Fitosterol


β-sitosterol
Fitosterol juga dikenal sebagai sterol tumbuhan (bahasa Inggris: phytosterol) adalah kelompok steroid alkohol, fitokimia yang ada secara alami di dalam tumbuhan dan tidak ditemukan pada mamalia. Sesudah dipurifikasi, fitosterol tampak sebagai bubuk putih dengan bau lembut yang khas. Senyawa ini tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam alkohol. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan tambahan pangan obat-obatan dan kosmetik.
Lebih dari 250 jenis fitosterol ditemukan dari berbagai spesies tanaman, antara lain dari golongan 4-desmetil sterol, contoh: kampesterol, stigmasterol (dari minyak kedelai) dan b-sitosterol, yang terdapat pada serum lemak pada tumbuhan dan berguna bagi sintesis steroid. Pada alga coklat (bahasa Latin: phaeophyceae) ditemukan fukosterol dan kolesterol. Dari yeast dan ergot ditemukan senyawa C-28 ergosterol yang disebut juga mikosterol, berfungsi sebagai precursor bagi vitamin D2 (kalsiferol). Fitosterol merupakan triterpena yang penting demi menjaga struktur membran tumbuhan, dan dalam bentuk senyawa organik bebas, fitosterol digunakan untuk menjaga keseimbangan membran fosfolipid dari sel tumbuhan, seperti kolesterol pada membran sel hewan.



Fitosterol spesifik


Nomenklatur untuk rangka steroid.
•    Molekul yang tampak di atas adalah β-sitosterol.
•    Kampesterol diperoleh dengan melepas atom karbon 242,
•    Kolesterol diperoleh dengan melepas atom karbon ke-241 dan 242.
•    Melepas atom hidrogen dari karbon ke-22 dan 23 menghasilkan stigmasterol (stigmasta-5,22-dien-3β-ol).
•    Brasikasterol (ergosta-5,22-dien-3β-ol) diperoleh dengan melepas atom karbon 242 dan hidrogen dari karbon 22 and 23.
•    Ergosterol (ergosta-5,7,22-trien-3β-ol) diperoleh dari pelepasan atom hidrogen dari karbon 7 dan 8 dari brasikasterol.
b.2. Kegunaan
 b.2.1. Menurunkan Kolesterol
Sebagai tambahan pangan, fitosterol memiliki kemampuan untuk berkompetisi dengan kolesterol dalam penyerapannya di dalam usus. Kompetisi ini mengakibatkan berkurangnya jumlah kolesterol yang dapat diserap oleh tubuh. Sterols dapat mengurangi kolesterol pada manusia hingga 15%.
Studi efek fitosterol pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa senyawa organik ini dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL. Hal ini disebabkan karena meski struktur fitosterol hampir sama dengan struktur kolesterol, fitosterol memiliki beberapa perbedaan pada posisi rantai C24. Kadar fitosterol pada jaringan tubuh biasanya sangat rendah karena fitosterol tidak mudah dicerna dan diekskresi lebih cepat oleh hati, dibandingkan dengan kolesterol. Metabolisme fitosterol pada hati juga menghasilkan asam empedu dengan 21 atom karbon, lebih rendah daripada pada umumnya C24.


B. Penyakit Kolesterol
kolesterol adalah zat berwarna putih seperti lilin yang dapat ditemukan disetiap sel tubuh karena merupakan salah satu komponen lemak ( selain asam lemak bebas, trigliserida dan fosfolipid ) yang di produksi oleh hati. kolesterol berfungsi untuk membangun dinding sel, memperkuat membran sel dan membuat hormon-hormon tertentu seperti hormon steroid.
Pada dasarnya kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon dan vitamin D, serta merupakan bagian asam empedu yang memecah lemak dalam sistem pencernaan. Kebutuhan kolesterol dalam tubuh sebenarnya sudah tercukupi pada lemak yang diproduksi oleh hati namun jika mengkonsumsi makanan lemak jenuh berkadar tinggi maka hati akan memproduksi kolesterol lebih banyak lagi sehingga menyebabkan kolesterol yang berlebih. Kolesterol yang berlebih dan tak digunakan sesuai fungsinya akan bercampur dalam darah (lemak darah)
Kadar kolesterol  yang berlebihan didalam darah dapat menimpulkan endapan-endapan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah, membentuk bekuan dan plak yang menyumbat arteri dan akhirnya memutuskan aliran darah ke jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung atau bahkan  menghambat perdaran darah menuju otak (aterosklerosis) yang akan memicu penyakit stroke.
Untuk menghindari penyakit kolesterol maka kita perlu mengetahui dan  memperhatikan makanan yang mengandung kolesterol apa saja yang aman untuk dikonsumsi karena kolesterol merupakan biang dari penyakit degenaratif  karena Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya.
a.    Tanda dan Gejala Kolesterol Tinggi
Sebagian orang merasakan sakit kepala dan pegal-pegal sebagai gejala awal. Gejala ini muncul sebagai akibat dari kurangnya oksigen. Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi kurang. Meskipun demikian rasa sakit kepala dan pegal-pegal tidak selalu menjadi tanda bahwa seorang penderita memiliki kolesterol tinggi karena hal tersebut  bukan  gejala dan tanda yang spesifik. Namun biasanya penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterol) diketahui setelah dinyatakan menderita penyakit jantung koroner atau penyakit stroke. Kadar kolesterol terbagi menjadi dua bagian
1.    Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang merupakan kolesterol baik karena kemampuannya untuk membersihkan pembuluh darah arteri karena HDL merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan lemak jenuh, sedangkan
2.    Kolesterol LDL (Low Density Lipoproteins) yang biasa dikenal sebagai lemak jenuh / kolesterol jahat yang membuat endapan dan plak yang menyumbat pembuluh darah arteri, lemak jenis ini biasanya bersumber pada makanan hewani dan produk-produk makanan olahan, seperti daging, produk susu, kripik  dan junkfood
b.    Penyebab kolesterol Tinggi
Pada umumnya kebanyakan  orang beranggapan bahwa kolesterol tinggi hanya dialami oleh mereka yang sudah tua atau orang-orang yang berbadan gemuk saja. Namun faktanya penyakit kolesterol ini dapat diderita oleh siapa saja tanpa mengenal usia karena pola makan yang tidak seimbanglah yang menjadi salah satu penyebab utamanya.
TABEL LEVEL KOLESTEROL LDL, HDL dan TRIGLISERIDA

N
O    Level    Ideal    Normal    Batas Sebelum Resiko    Beresiko Tinggi    Sangat Tinggi    Pria    Wanita
1    Kolestrol Darah    200 mg/dL        200-239 mg/dL    400 mg/dL           
2    Kolestrol LDL    130 mg/dL        130-159 mg/dL    160 mg/dL           
3    Kolestrol HDL                        40-50 mg/dL    50-60 mg/hL
4    Kolestrol Trigliserida        150 mg/dL    159-199 mg/dL    200-499 mg/dL    500 mg/dL       

Catatan:
- Kolesterol diukur dalam miligram per deciliter darah (mg/dL)
- Total kolesterol = level LDL + level HDL
- Trigliserida adalah jumlah lemak yang bersikulasi dalam darah

Makanan yang banyak mengandung kolesterol dengan kadar lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoproteins), Trigliserida, dan Lp(a) dalam darah.  Lemak jenuh ini berasal dari daging dan produk olahan susu yang akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Beberapa minyak tumbuhan juga diketahui memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi seperti minyak yang terbuat dari buah kelapa dan sawit Selain pola makan yang tidak seimbang, faktor keturunan, kelebihan berat badan (obesitas), merokok serta jarang berolahraga merupakan penyebab umum kolesterol tinggi.
C. Kolesterol dan Fitosterol
Secara alami fitosterol dapat ditemukan di dalam sayuran, kacang-kacangan, gandum. Fitosterol dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan cara menghambat penyerapan kolesterol di usus sehingga membantu menurunkan jumlah kolesterol yang memasuki aliran darah.
Karena itu, dalam upaya menurunkan kadar kolesterol, persatuan ahli jantung di Amerika Serikat menganjurkan perubahan pola hidup termasuk di antaranya mengkonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan makanan yang mengandung fitosterol minimal 1000-3000 miligram sehari. Berdasarkan penelitian, mengonsumsi 1000-3000 miligram fitosterol per hari membantu menurunkan kolesterol hingga 10 persen.
Fitosterol digolongkan dalam tiga kelompok utama, yaitu beta-sitosterol, stigmasterol, dan campesterol. Adapun sitoastanol merupakan fitosterol tumbuhan yang termasuk dalam komponen campesterol dan metilsterol. Bagi yang suka mengonsumsi biji-bijian dan minyak sayur, rata-rata dapat mengonsumsi sebanyak 150-400 miligram fitosterol dalam seharinya. Jumlah ini diduga secara efektif dapat menurunkan penyerapan kolesterol yang berasal dari makanan.
Tidak seperti kolesterol, sterol tumbuhan ini diabsorpsi jelek oleh manusia. Pemberian makanan sejumlah besar sterol tumbuhan (fitosterol) seperti beta-sitosterol betul-betul menghambat absorpsi kolesterol. Kenyataan ini telah dimanfaatkan secara klinik, di mana ekstrak beta-sterol sudah bisa diberikan kepada penderita-penderita dengan hiperkolesterolemia (kadar kolesterol plasma darah berlebihan) dalam usaha untuk mengurangi absorpsi kolesterol.
Efek menurunkan kolesterol dari fitosterol sangat menakjubkan. Fitosterol berperan dalam menghambat penyerapan kolesterol dan meningkatkan ekskresi sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol total. Selain itu fitosterol juga dapat memperbaiki regulasi kolesterol darah pada tingkat yang normal. Fitosterol melindungi jantung yang dimulai dari usus.
Salah satu fitosterol yaitu sitoastanol sudah dibuktikan secara klinis dapat menurunkan kadar kolesterol plasma dan LDL-kolesterol sampai 10-14 persen. Jenis fitosterol yaitu sitoastanol dan sitosterol sudah digunakan sebagai fortifikasi fitosterol pada margarin. Penggunaan margarin yang difortifikasi terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia pada uji klinis. Fitosterol yang berasal dari biji-bijian mempunyai efek ganda dalam menurunkan kolesterol karena pada umumnya biji-bijian dan minyak nabati juga mengandung komponen aktif lain yang berperan juga dalam menurunkan kolesterol.
Efek ganda fitosterol dari biji-bijian juga terlibat dengan mekanisme penurunan kolesterol serum secara bersamaan dengan komponen bioaktif lain, seperti flavonoid, polifenol, dan tokoferol. Saponin yang terkenal cukup tinggi kandungannya pada biji-bijian (gandum, habbatussauda dan kedelai) bersama dengan fitosterol menghambat penyerapan kolesterol dan meningkatkan ekskresi dalam feses. Sedangkan tokotrienol yang tinggi kandungannya dalam biji-bijian, khususnya kedelai, menghambat enzim yang mengkatalis metabolisme kolesterol pada hati. Efek ganda ini sudah terbukti dapat menurunkan kolesterol penderita hiperkolesterolemia dengan sangat efektif.
Kandungan Fitosterol dalam Habbatussauda sangatlah tinggi. Sehingga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain menghambat penyerapan kolesterol dalam tubuh, bisa juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.

1 komentar:

  1. Pustakanya diambil dari mana yg menyatakan dalam kulit kacang tanah mengandung fitosterol yg dapat menurunkan kolsterol?
    Makasih

    BalasHapus